Kamis, 28 Januari 2016

OCHA episode 2 : Baper

Hai nama gue Ocha, 20 tahun, mahasiswa semester akhir. Tahukah kalian yang paling dibutuhkan mahasiswa semester akhir selain dosen yang bisa diajak konsul? Yups, pacar.

Inilah masa dimana semua mahasiswa cewek pernah update status minta dinikahin. 'Nikahin adek aja bang, udah lelah ngurus skripsi'. Tapi gue, nggak pernah update status alay kayak gitu. Kenapa? Karena gue nggak punya pacar, hiks hiks.. Abang sapa yg mau gue panggil? Abang tukang bakso?

Jomblo atau single atau apapun sebutan yang kalian gunakan untuk memperhalusnya, buat gue sama aja. Keadaan dimana loe nggak punya pacar. Masa skripi inilah yang jadi masa tersulit bagi seorang mahasisa jomblo. Apalagi gue yang jomblo konginetal. Saat jomblo biasa minimal bisa gebet mantan. Gue cuma bisa gebet santan, meh !!

Saat demand pacar meningkat tidak diiringi dengan supply gebetan yang cukup, muncullah baper (bawa perasaan). Gue memang jomblo dari orok, tapi bukan berarti gue nggak pernah suka temen cowok gue. Masa masa ini membuat perasaan yang sudah gue pelihara di halaman belakang mulai menggonggong dan menggigit gue, minta keluar rumah. Gue yang nggak bisa membiarkan dia berkeliaran di luar rumah cuma bisa pasrah digigit. Mau gue bunuh percuma, dia hidup lagi. Sakitnya tuh disini, baper itu sakiiiit, ternyata..
Orang yg memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tau lagi mana simpul yg nyata, mana simpul yg dusta. -tere liye-
Meskipun gue nggak suka tere liye, tapi gue harus akui, quotes dari salah satu buku tere liye diatas paling menggambarkan posisi gue yang baper parah.

Gue dan sumber kebaperan gue sudah beberapa tahun nggak ketemu di dunia nyata ataupun dunia maya. Saat dia ternyata tau kabar gue yg terbaru, gue baper. Saat dia inget tulisan dan tanda tangan gue, gue baper. Saat dia ganti profile picture inisial nama, gue baper. Saat dia nganter gue ke rumah, gue baper. Padahal mungkin itu semua nggak berarti apa-apa bagi dia. Bisa aja dia tau kabar gue dari update gue di socmed. Bisa aja dia inget tulisan gue karena memang jelek parah, atau asal ngomong aja. Bisa aja profile picture itu inisial nama dia doang. Dan nganter gue ke rumah memang sesuatu yang seharusnya dia lakukan ke temennya, nggak lebih.

Hanya gue sendiri yang sedang berusaha merangkai dan menghubungkan hal hal kecil di sekitar gue, demi membenarkan dan menyenangkan hati yang sedang berharap. Meskipun sudah tau seperti itu, tapi gue nggak bisa apa-apa, selain menerima pedihnya sebuah pengharapan pada manusia. Mungkin gue harus kembali hanya berharap pada Allah swt. Dan cukuplah berharap gue bisa cepet acc judul, ujian proposal, sidang skripsi dan wisuda. Nyenengin mama papa. Hidup mahasiswa !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar